Pandemi virus corona memberikan dampak besar bagi seluruh sektor industry.
Survei Indikator Politik Indonesia memaparkan adanya 3 masalah tertatas yang dihadapi pengusaha di tengah hantaman pandemi Corona.

1. PENJUALAN MENURUN KESULITAN DAPAT ORDER
Sejak diperlakukan PSBB di berbagai daerah, menjadi penyebab bisnis sepi pelanggan dan orderan.
Banyak pelaku UMKM yang merasakan pendapatannya menurun akibat tidak adanya pelanggan yang membeli produk semenjak PSBB dan physical distancing diberlakukan.
Rata-rata omzet UMKM menurut hingga 40%-70% dari sebelum masa pandemi.
Semenjak ada pandemi kebutuhan para konsumen berubah, saat ini banyak masyarakat yang lebih membutuhkan produk kesehatan seperti hand sanitizer,masker dibandingkan dengan kebutuhan lainnya.
2. LESUNYA EKONOMI SULITNYA MENDAPAT MODAL
lesunya ekonomi terdampak covid19 menjadi masalah utama para pengusaha dalam menjalankan bisnisnya. Lemahnya cashflow, dan sulitnya mendapatkan modal usaha adalah tantangan terbesar usaha dapat bertahan.
Menanggapi masalah ini, pemerintah memberikan berbagai insentif, seperti insentif pajak dan bantuan modal UMKM sebesar 2.4 juta.
3. KESULITAN MENDAPATKAN BAHAN BAKU PRODUKSI & MAKIN MAHAL.
Semenjak diberlakukan PSBB di berbagai wilayah, membuat UMKM mengalami kesulitan dalam memperoleh bahan baku. PSBB juga berpengaruh pada sisi distribusi (logistic), bahan baku menjadi lama diterima.
Selain itu semenjak masa pandemi banyak bahan baku yang mengalami lonjakan harga, membuat para UMKM semakin sulit dalam sisi cashflow.

Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk memudahkan para pengusaha menjalankan usahanya di tengah pandemi.
Dari survei yang dilakukan, 47,3% pengusaha mengaku regulasi sudah memudahkan usahanya, 3,3% lainnya mengaku sangat memudahkan.
Namun, 46% pengusaha masih merasa dipersulit oleh aturan yang berlaku, dan 3,4% lainnya merasa sangat sulit. Sisanya enggan menjawab.
Dalam masa sulit tersebut, UMKM tidak bisa hanya mengandalkan pada pemerintah saja, namun juga harus ada perbaikan dalam internal bisnis sendiri.
Lalu apa yang bisa dilakukan agar hal tersebut tidak menjadi kendala dikemudian hari.
1. SELALU PERIKSA KONDISI KEUANGAN & SISIHKAN UNTUK DANA DARURAT
Kita tidak akan pernah tau kapan akan terjadi force majeure, namun kita harus selalu siap untuk hal tersebut dapat terjadi.
Lakukan pemeriksaan mendalam terhadap kondisi keuangan bisnis kamu. Hal yang perlu kamu pastikan terlebih dahulu adalah posisi likuiditas.
Likuiditas adalah sejumlah dana atau asset likuid. Dan selalu pastikan likuiditas bisnis kamu mampu membiayai bisnis hingga 6 bulan kedepan.
2. BUAT BUSINESS PLAN YANG MATANG DENGAN PLAN A PLAN B
Sebagai pelaku usaha, kamu harus selalu dapat mengantisipasi dan beradaptasi terhadap perubahan atau risiko yang mungkin terjadi pada bisnis kamu. Setelah Anda dapat memproyeksikan keberlangsungan usaha kamu. Buatlah business plan baru dengan berbagai kemungkinan yang terjadi.
Rancang strategi pemasaran, strategi distribusi, sistem pemodalan dan pola pengeluaran jika bisnis tidak berjalan baik, dengan begitu, kamu dapat meningkatkan kemampuan usaha kamu untuk bertahan saat kondisi keuangan sulit.
3. MAKSIMALKAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI
Di era digital sekarang ini, jika kamu tidak handal dalam pemanfaatan teknologi yang ada maka kamu akan tertinggal jauh oleh para persaing kamu.
Sebagai pebisnis, kita dituntut untuk berpikir out of the box agar bisnis kita tetap bisa berjalan dan tidak rugi. Manfaatkan setiap sumber daya yang ada termasuk teknologi, gunakan berbagai software yang bisa mendukung kelancaran bisnis selama covid-19 atau situasi sulit yang mungkin terjadi.