MRB Finance

1 Januari 2023, Direktur/Penandatangan Spt Badan Harus Punya Sertifikat Elektronik

PER 24/2021 mulai berlaku Per 1 Januari 2023, dimana para kuasa WP dan/atau WP yang menandatangani SPT Masa maupun Tahunan Badan akan menggunakan Sertifikat Elektronik.

Jadi bagi Bapak/Ibu atau biasanya seorang direktur perusahaan yang menjadi kuasa WP di Badan untuk menandatangani SPT Masa atau Tahunan Badan maka wajib mempunyai Sertifikasi Elektroniknya mulai 1 Januari 2023.

Mulai 1 Januari 2023, penandatanganan secara elektronik atas bukti pemotongan/pemungutan unifikasi dan SPT Masa PPh unifikasi menggunakan sertifikat elektronik (sertel) atau kode otorisasi DJP milik wajib pajak/wakil wajib pajak atau kuasa wajib pajak.

Berdasarkan pada Pasal 14 PER-24/2021, saat ini, sertel pemotong/pemungut PPh yang dikeluarkan Ditjen Pajak (DJP) sebagaimana diatur dalam PMK 147/2017 masih dapat digunakan untuk melakukan tanda tangan elektronik. “Sampai dengan paling lambat tanggal 31 Desember 2022,”

Namun, setelah 31 Desember 2022 berlaku ketentuan pada Pasal 9 ayat (3) PER-24/2021. Sesuai dengan pasal tersebut, penandatanganan secara elektronik dilakukan dengan sertel atau kode otorisasi DJP milik wajib pajak/wakil wajib pajak atau kuasa wajib pajak.

Sesuai dengan Pasal 9 ayat (4), wajib pajak/wakil wajib pajak atau kuasa wajib pajak yang belum memiliki atau sudah memiliki sertel/kode otorisasi DJP dengan masa berlaku yang telah berakhir, harus mengajukan permohonan penerbitan.

“Wakil wajib pajak atau kuasa wajib pajak yang sebelumnya menandatangani bukti potong dan SPT menggunakan sertel wajib pajak (misalnya: WP badan) maka setelah 31 Desember 2022 nantinya harus mengajukan permohonan sertel atas nama sendiri (bukan menggunakan sertel WP badan),”

Untuk hingga hari ini system pengajuan sertel atas nama sendiri/pribadi, DJP belum mengeluarkan pernyataan terkait hal tersebut.

Recent Post